Senin, 27 Mei 2013

MAKALAH PROSES PENGULANGAN ATAU REDUPLIKASI


PROSES PENGULANGAN atau REDUPLIKASI
Dosen pembimbing : Drs. Jamilin Tinambunan., M.Ed


uirlo
 






Disusun oleh :
Nama         : ROMANITA
Kelas : III A
NPM : 116211699

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2012/2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan kenikmatan kepada penulis khususnya umumnya untuk kita semua, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini, shalawat beserta salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad Saw.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing bapak Drs. Jamilin Tinambunan., M.Ed yang telah membimbing penulis di dalam penyusunan makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan dan kebaikan makalah ini.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat mempermudah pembaca untuk memperoleh penambahan pengetahuan dalam pengertian, ciri-ciri, macam-macam dan pembagian proses pengulangan, dan penulis berharap agar pembaca dapat mudah memahami materi yang telah penulis buat yang ada didalam makalah ini. Terima kasih.


Pekanbaru,      Desember  2012

Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah....................................................................
1.2  Rumusan Masalah..............................................................................
1.3  Tujuan.. ..............................................................................................
1.4  Manfaat.......................................................................................................
1.5  Ruang Lingkup..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proses Pengulangan atau Reduplikasi…………………..
2.2 Ciri-Ciri Proses Pengulangan atau Reduplikasi…………………….
2.3 Menentukan Bentuk Dasar Kata Ulang…………………………….
2.4 Macam-Macam Pengulangan……………………………………….
2.5 Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi………………….
2.6 Hasil...................................................................................................
BAB III PENUTUP
         3.1 Kesimpulan........................................................................................
         3.2 Daftar Pustaka...................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Menurut Ramlan (1978:19) morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan kata dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumahan dari bentuk dasar rumah. Kata ulang perumahan-perumahan dari bentuk dasar perumahan, kata ulang jalan–jalan dibentuk dasar berjalan, kata ulang bolak-balik dari bentuk dasar balik.
Setiap kata ulang sudah tentu memiliki bentuk dasar. Kata-kata seperti sia-sia, alun-alun, mondar-mandir, compang-camping, huru-hara, dalam tinjauan deskriptif tidak dapat digolongkan kata ulang karena sebenarnya tidak ada satuan yang diulang. Dari deretan  morfologik dapat ditentukan bahwa sesungguhnya tidak ada satuan yang lebih kecil dari kata-kata tersebut. Deretan morfologik antara lain: pertemuan, penemuan, bertemu, ketemu, ditemukan, menemukan, mempertemukan dan sebagainya. Tidak semua kata ulang dapat dengan mudah ditentukan bentuk dasarnya. Dari pengamatan, dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasar bagi kata ulang yaitu pertama pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata,maksudnya bahwa bentuk dasar bagi kata ulang itu harus sesuai dengan golongan kata tersebut. Kedua bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa.    
Dengan ringkas dapatlah dikatakan bahwa proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud dengan reduplikasi atau proses pengulangan ?
2.      Bagaimana ciri-ciri dari reduplikasi atau proses pengulangan ?
3.      Bagaimana menentukan bentuk dasar kata ulang ?
4.      Bagaimana macam-macam reduplikasi atau proses pengulangan ?
5.      Bagaimana pembagian reduplikasi atau proses pengulangan ?


1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari reduplikasi atau proses pengulangan
2.      Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri reduplikasi atau proses pengulangan
3.      Untuk mengetahui bagaimana menentukan bentuk dasar kata ulang
4.      Untuk mengetahui bagaimana macam-macam proses pengulangan
5.      Untuk mengetahui bagaimana pembagian reduplikasi atau proses pengulangan

1.4  Manfaat
Makalah ini penulis buat agar bermanfaat bagi diri penulis sendiri maupun bagi pembaca. Semoga dengan membaca makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca tentang pengertian proses pengulangan, ciri-ciri, pembagian dan macam-macam proses pengulangan. Dan bagi penulis semoga dengan adanya  makalah yang penulis tulis, maka  makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis untuk mengetahui berbagai macam proses pengulangan serta cara menentukan bentuk dasar kata ulang, ciri-ciri proses pengulangan dan pembagian proses pengulangan. Serta makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.
1.5  Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari pembahasan masalah dalam makalah ini ialah segala sesuatu yang berkenaan dengan pengertian-pengertian proses pengulangan atau reduplikasi menurut beberapa para ahli diantaranya ialah: menurut KBBI (2008:1153), menurut Hasan Alwi (2003), menurut M.Ramlan (2009:65), menurut Soedjito (1995:109), menurut Muslich (1990:48), menurut Harimurti Kridalaksana (2007:12). Selanjutnya membahas masalah ciri-ciri proses pengulangan atau reduplikasi, menentukan bentuk dasar kata ulang, macam-macam proses pengulangan atau reduplikasi dan membahas masalah pembagian dari proses pengulangan atau reduplikasi. Selain itu makalah ini juga membahas contoh-contoh dari kata ulang, contoh dari bentuk dasar kata ulang dan contoh proses pengulangan atau reduplikasi itu sendiri.
    












BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Proses Pengulangan atau Reduplikasi
      Ada beberapa pengertian reduplikasi atau  proses pengulangan menurut pakar kebahasaan yaitu:
1.      Menurut KBBI (2008:1153) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata, seperti kata rumah-rumah, tetamu, bolak-balik.
2.      Menurut Hasan Alwi (2003) reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Contohnya adalah "anjing-anjing", "lelaki", "sayur-mayur" dan sebagainya.
3.      Menurut M.Ramlan (2009:65) Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Contoh: rumah-rumah, berjalan-jalan, bolak-balik dan sebagainya.
4.      Menurut Soedjito (1995:109) Pengulangan adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Contoh: sakit-sakit, gerak-gerik, bermain-main dan sebagainya.
5.      Menurut Masnur Muslich (1990:48) Proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afik maupun tidak. Contoh: gunung-gunung, menari-nari, gerak-gerik dan sebagainya.
6.      Menurut Harimurti Kridalaksana (2007) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan menggunakan variasi fonem maupun tidak. Contoh: lari-lari, luntang-lantung, leluhur dan sebagainya.



2.2 Ciri-Ciri Proses Pengulangan atau Reduplikasi
 Ciri-ciri proses pengulangan atau reduplikasi antara lain adalah sebagai berikut:
1.   Menimbulkan makna gramatis,
2.   Terdiri lebih dari satu morfem,
3.   Selalu memiliki bentuk dasar,
4.   Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas kata. Apabila suatu kata ulang berkelas kata benda, bentuk dasarnyapun berkelas kata benda. Begitu juga apabila kata ulang itu berkelas kata kerja, bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja.
5.   Bentuk dasar kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa. Maksud dalam pemakaian bahasa adalah dapat dipakai dalam konteks kalimat.

2.3  Menentukan Bentuk Dasar Kata Ulang
Setiap kata ulang memiliki satuan yang diulang. Satuan yang diulang itu  disebut dasar.    Sebagian kata ulng dengan mudah dapat ditentukan bentukk dasarnya.
Misalnya:
                Rumah- rumah              : bentuk dasarnya rumah
                Perumahan-perumahan  : bentuk dasarnyaa perumahan
                Sakit-skit                       : bentuk dasarnya sakt
                Pemikiran-pemikirn       : bentuk dasarnya pemikiran
                Kebaikan-kebaikan       : bentuk dasarnya kebaikan
Tetapi tidak semua kata ulang bisa di tentukan bentuk dasar nya. Dari pengamatan, dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasar bagi kata ulang:

a.       Penggulangan pada umum nya tidak menggubah golongan kata
Misalnya:
       Berkata-kata (kata kerja)                : bentuk dasarnya berkata (kata kerja)
       Menari-nari (kata kerja)                  : bentuk dasarnya menari (kata kerj)
       Tersenyum-senyum (kata kerja)       : bentuk dasarnya tersenyum (kata kerja)
       Minum-minuman (kata nominal)     : bentuk dasarnya minuman (ktaa nominal)
       Cepat-cepat (kata sifat)                   : bentuk dasarnya cepat (kata sifat)
       Sepuluh-sepuluh (kata bilangan)      : bentuk dasarnya sepuluh (kata bilangaan)
       Pukul-memukul (kata kerja)             : bentuk dasarnya memukul (kata kerja)
       Kemerah-merahan (kata nominal)    : bentuk dasarnya merah (kata sifat)
b.      Bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa
Misalnya:
       Memperkata-katakan    : bentuk dasarnya memperkatakan bukan”memperkata”
       Mengata-ngatakan        : bentuk dasarnya mengatakan bukan”mengata”
       Berdesak-desakan         : bentuk dasarnyaberdsakan bukan”berdesak”


2.4     Macam-Macam Pengulangan
Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya,pengulangan dapat di golongkn menjadi empat golongan :
1.      Penggulangan seluruh
Yaitu penggulangan seluruh bentuk dasar,tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinsi dengan proses pembubuhan afiks
Misalnya:
      Sepeda           : bersepeda
      Buku              : buku-buku
      Kebaikan       : kebaikan-kebaikan




2.      Pengulangan sebagian
Yaitu pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasarnya tidak diulang seluruhnya. Hamper semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa entuk kompleks.
Misalnya:
a.       Bentuk meN-
      Mengambil    : mengambil-ambil
      Membaca       : membaca-baca
Menjalankan  : menjalan-jalankan
b.      Bentuk di-
Diusai                        : diusai-usai
Ditarik           : ditarik-tarik
Dikemasi        : dikemas-kemasi
c.       Bentuk ber-
Berjalan         : berjalan-jalan
Bertemu         : bertemu-temu
Bermain         : bermin-main
d.      Bentuk ter-
Terbatuk        : terbatuk-batuk
Terbentur       : terbentur-bentur
Terjatuh         : terjatuh-jatuh
e.       Bentuk ber-an
Berlarian        : berlari-larian
Berjauhan      : berjauh-jauhan
Berdekatan    : berdekat-dekata
f.       Bentuk –an
Minuman       : minum-minuman
Makanan        : makan-makanan
Sayuran          : sayur-sayuran

g.      Bentuk ke-
Kedua                        : kedua-dua
Ketiga            : ketiga-tiga
3.      Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks
Dalam golongan ini bentuk dasar diulang seluruhnya dann berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks maksudnya pengulangan itu terjadi bersama- sama dengan proses pembubuhan afiks dan bersama sama pula mendukung satu fungsi
Misalnya :
   Lauk                : lauk-pauk
   Ramah             : ramah-tamah
   Sayur               : sayur-mayur
4.      Dwilingga salin suara
        Kata ulang dwilingga salin suara adalah kata yang dibentuk dari pengulangan bentuk dasar yang disertai perubahan salah satu fonemnya (bisa berupa fonem vokal maupun fonem konsonan).
     Contoh:
1.      Perubahan vokal
Gerak  = gerak-gerik
Balik    = bolak-balik
2.      Perubahan konsonan
Sayur   = sayur-mayur
Cerai    = cerai-berai
5.      Dwipurwa
        Kata ulang dwipurwa yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan suku pertama dari bentuk dasar.
     Contoh:
                  Tamu-tetamu
                  Tangga-tetangga
                  Luhur-leluhur
                  Jaka-jejaka
6.      Kata ulang berimbuhan
     Yaitu kata ulang yang dibentuk dari pengulangan kata yang disertai penambahan inbuhan(afiks).
Contoh:
Daun         = daun-dedaunan
Ganti         = ganti-bergantian
Merah        = kemerah-merahan
7.      Kata ulang semu
     Kata ulang semu yaitu kata yang menurut bentuknya tergolong kata ulang, tetapi sebenarnya bukan kata ulang sebab tidak ada dasar yang diulang.
Contoh:
Kupu-kupu                                   
Kura-kura
Anai-anai
Rawa-rawa
Alun-alun

2.5  Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi
Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumahan dari bentuk dasar rumah. Kata ulang perumahan-perumahan dari bentuk dasar perumahan, kata ulang jalan–jalan dibentuk dasar berjalan, kata ulang bolak-balik dari bentuk dasar balik. Menurut Abdul Chaer (2008:179) pembagian proses pengulangan atau reduplikasi adalah sebagai berikut:
2.5.1  Reduplikasi Fonologis
Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atauterhadap bentuk yang statusnya lebih dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonogis ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna leksikal. Yang termasuk reduplikasi fonologis adalah bentuk-bentuk seperti:
1.      Kuku, dada, pipi, cincin, dan sisi. Bentuk-bentuk tersebut bukan berasal dari ku, da, pi, cin dan si. Jadi, bentuk bentuk tersebut adalah sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya sama.
2.      Foya-foya, tubi-tubi, sema-sema, anai-anai dan ani-ani. Bentuk-bentuk memang jelas sebagai bentuk ulang, yang diulang secara utuh. Namun, bentuk dasarnya tidak berstatus sebagai akar yang mandiri.
3.      Laba-laba, kupu-kupu, paru-paru, onde-onde dan rama-rama. Bentuk-bentuk ini juga jelas sebagai bentuk ulang dan dasar yang diulang pun jelas ada, tetapi hasil reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya menghasilkan makna leksikal.
4.      Mondar-mandir, luntang lantung, lunggang-langgang, kocar-kacir dan teka-teki. Bentuk-bentuk ini tidak diketahui mana yang menjadi bentuk dasar pengulangannya. Sedangkan maknanya pun hanyalah makna leksikal, bukan makna gramatikal. Dalam berbagai buku tata bahasa tradisional, bentuk-bentuk ini disebut kata ulang semu.
2.5.2   Reduplikasi Sintaksis
Reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata. Kridalaksana (1989) menyebutnya menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’.
Contoh:
-          Jauh-jauh sekali negeri yang akan kita datangi
-          Panas-panas memang rasanya hatiku.
2.5.3   Reduplikasi Semantis
Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang bersinonim. Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan cerdik cendakia. Kita lihat kata ilmu dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama; kata alim dan ulama juga memiliki makna yang sama. Demikian juga kata cerdik dan juga kata cendekia.

2.5.4   Reduplikasi Morfologis
Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.

2.6     Hasil Pembahasan        
Hasil dari pembahasan makalah ini penulis menemukan bahwa proses pengulangan atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Pada makalah ini penulis juga mengemukakan beberapa engertian dari proses pengulangan atau reduplikasi menurut beberapa para ahli kebahasaan. Dimana pada setiap pendapat memiliki perbedaan dan pesamaan tentang pengertian reduplikasi atau proses pengulangan. Menurut KBBI (2008:1153) mengemukakan proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata. Menurut Hasan Alwi (2003) Reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsure kata dan merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Menurut M.Ramlan (2009:65) Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Berbeda dengan Soedjito, menurut Soedjito (1995:109) Pengulangan adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Menurut Masnur Muslich (1990:48) sama dengan Soedjito bahwa proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afik maupun tidak. Terakhir menurut Harimurti Kridalaksana (2007) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan menggunakan variasi fonem maupun tidak.
Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumahan dari bentuk dasar rumah. Dari pengamatan, dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasar bagi kata ulang yaitu pertama pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata,maksudnya bahwa bentuk dasar bagi kata ulang itu harus sesuai dengan golongan kata tersebut. Kedua bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Bentuk dasar bagi kata ulang penting sekali artinya bagi penentuan golongan pengulangan.
Dari penulisan makalah ini penulis juga menemukan bahwa ciri-ciri proses pengulangan atau reduplikasi adalah menimbulkan makna gramatis, terdiri lebih dari satu morfem, selalu memiliki bentuk dasar, pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas kata, bentuk dasar kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa. Macam-macam pengulangan antara lain: pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan dengan proses pembubuhan afiks, dwilingga salin suara, dwipurwa, kata ulang berimbuhan dan kata ulang semu. Selain itu penulis juga menemukan pembagian dari proses pengulangan atau reduplikasi antara lain: reduplikasi fonologis, reduplikasi sintaksis, reduplikasi semantis dan reduplikasi morfologis.












BAB III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
 Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi, Menurut Abdul Chaer (2008:179) pembagian proses pengulangan atau reduplikasi antara lain adalah: reduplikasi Fonologis adalah reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang statusnya lebih dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonogis ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna leksikal, reduplikasi Sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata, reduplikasi Semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang bersinonim. Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan cerdik cendakia. Kita lihat kata ilmu dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama; kata alim dan ulama juga memiliki makna yang sama. Demikian juga kata cerdik dan juga kata cendekia, reduplikasi Morfologis yaitu reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian. 
          Ciri-ciri kata ualng antara lain adalah: menimbulkan makna gramatis, terdiri lebih dari satu morfem, selalu memiliki bentuk dasar, pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas kata, apabila suatu kata ulang berkelas kata benda, bentuk dasarnyapun berkelas kata benda. begitu juga apabila kata ulang itu berkelas kata kerja, bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja. bentuk dasar kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa. Maksud dalam pemakaian bahasa adalah dapat dipakai dalam konteks kalimat. Adapun jenis kata ulang antara lain: Dwilingga/sempurna/murni/utuh, dwilingga salin suara, dwipurwa, kata ulang berimbuhan, kata ulang sebagian, kata ulang semu.


3.2  Saran
Adapun saran yang diberikan pada akhir makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Mahasiswa
Dengan mengetahui pengertian proses pengulangan, pembagian proses pengulangan atau reduplikasi, menentukan bentuk dasar kata ulang, dan macam-macam pengulangan. Penulis harapkan kepada mahasiswa hendaknya agar dapat menggunakan ilmu yang di dapat dari makalah ini dengan sebaik-baiknya terutama dalam mengajarkan  serta mengaplikasikan pada siswa-siswinya nanti pada saat menjadi seorang guru.
  1. Penulis
Dengan makalah ini penulis hendaknya dapat mengaplikasikan pembahasan makalah ini dengan sebaik-baikya agar ilmu-ilmu yang didapat dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi dirinya maupun orang lain, amiin.


    


      
 





DAFTAR PUSTAKA

Ramlan, M. 2009. Morfologi. Yogyakarta : CV Karyono
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi ke III. Jakarta :
             Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
             PT.Gramedia Pustaka Utama.
Muslich, Masnur. 1990. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi
            Aksara
Soedjito. 1995. Kosa Kata Bahasa Indonesia. Jakatra: PT Gramedia
            Pustaka Utama
Bahasa Pusat. DEPDIKNAS. 2008. KBBI. Jakarta: PT Gramedia