Jumat, 28 Maret 2014

TUGAS KE 7 SEMANTIK

GANTUNGAN KUNCI

Yang saya lihat adalah sebuah gantungan kunci berbentuk buah anggur. buah anggur yang enak dan lezat. ketika melihat buah anggur saya langsung teringat bahwa betapa susahnya saya untuk dapat makan buah anggur dulu. pertama sekali saya makan buah anggur pada acara pernukahan saudara dari ibu saya. itulah saast pertama sekali saya makan buah anggur.

Mainan kunci banyak ragam dan macam bentuknya. seperti jalan kehidupan yang saya alami dan jalani terdapat banyak sekali lika-liku kehidupan. saya anak kedua dari kedua orang tua saya. untuk dapat kuliah saya harus bekerja dulu selama 2 tahun. setelah uang saya terkumpul baru saya masuk kuliah sambil bekerja sampai dengan semester 5.

Piji syukur saya ucapkan selalu kepada Allah SWT, SETIAP HARI DAN SEHABIS SHOLAT.
SEMOGA cita-citaku tercapai terwujud. untuk menyenangkan dan membanggakan kedua orang tuaku tercinta..........

TUGAS KE 8 SEMANTIK



TUGAS SEMANTIK
ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI “AKU MABUK ALLAH” ANTOLOGI PUISI KARYA EMHA AINUN NADJIB



 





Dibuat oleh:

Nama : ROMANITA
Kelas : 6A
NPM : 116211699

                        


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan kenikmatan kepada penulis khususnya umumnya untuk kita semua, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini, shalawat beserta salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad Saw.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing ibu Roziah S.Pd., M.A yang telah membimbing penulis di dalam penyusunan makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan dan kebaikan makalah ini.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat mempermudah pembaca untuk memperoleh penambahan pengetahuan dalam pengertian, macam-macam, deskripsi dan analisis gaya bahasa pada puisi, dan penulis berharap agar pembaca dapat mudah memahami materi yang telah penulis buat yang ada didalam makalah ini. Terima kasih.


Pekanbaru,      Maret 2014

Romanita



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................  i

DAFTAR ISI  .......................................................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................................  1
1.2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................  2........................................................................................................................................... 2........................................................................................................................................... 2                                         ...........................................................................................................................................                                           ...........................................................................................................................................                                           
1.3. TUJUAN MAKALAH ................................................................................................  2
1.4. MANFAAT MAKALAH............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi PUISI “AKU MABUK ALLAH”.............................................................. 3
2.2. Analisia Puisi “Aku Mabuk Allah” karya Emha Ainun Nadjib ................................ 4

BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN ........................................................................................................  8
3.2. SARAN ...................................................................................................................  8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................  9














BAB I
 PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Karya sastra merupakan karya imajinatif yang menggambarkan kehidupan bermasyarakat yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat. Hamidy (2001:7) menyatakan, “Karya sastra merupakan karya imajinatif yaitu karya yang mempunyai bentuk demikian rupa, sehingga unsur-unsur estetikanya merupakan bagian yang dominan atau utama. Bentuk karya sastra tersebut seperti drama, cerpen, puisi, dan novel.
Karya sastra yang dihasilkan sastrawan selalu menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki karakter, karakter tokoh tersebut biasanya menggambarkan tentang masalah yang ada dalam kehidupan manusia sehingga karya sastra juga menggambarkan kejiwaan manusia. Walaupun pengarang hanya menampilkan tokoh itu secara fiksi. “Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan  manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan semasa interaksinya dengan dirinya sendiriserta interaksinya dengan tuhan” (Nurgiyantoro, 2010:3).
Puisi merupakan gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang. Menurut Depdiknas (2008:1112), “Puisis adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. 
Keraf (2006:113) mengatakan,
Gaya bahasa atau style adalah cara mengungkap pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Semakin baik gaya bahasa yang digunakan penulis, maka semakin baik pila penilaian pembaca terhadap karyanya, semakin buruk gaya bahasa yang digunakan penulis semakin buruk pula penilaian terhadapnya.
1.2              Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah penulisan makalah ini adalah bagaimanakah penggunaan gaya bahasa pada puisi “Aku Mabuk Allah” karya Emha Ainun Nadjib?

1.3              Tujuan Makalah
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, penulisan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis dan mengumpulkan data mengenai gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam puisi “Aku Mabuk Allah” karya Emha Ainun Nadjib.

1.4              Manfaat
Makalah ini penulis buat agar bermanfaat bagi diri penulis sendiri maupun bagi pembaca. Semoga dengan membaca makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca tentang gaya bahasa yang terdapat dalam puisi. Dan bagi penulis semoga dengan adanya  makalah yang penulis tulis, maka  makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis untuk mengetahui gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam puisi “Aku Mabuk Allah” karya Emha Ainun Nadjib. Serta makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Deskripsi PUISI “AKU MABUK ALLAH”
Aku mabuk Allah
Karya: Emha Ainun Nadjib
            Aku mabuk Allah
            Semata-mata Allah
            Segala-galanya Allah
            Tak bisa lain lagi

            Aku mabuk Allah
            Lainnya tak berhak dimabuki
            Lainnya palsu, lainnya tiada

            Nyamuk tak nyamuk
Kalau tak mengabarkan Allah
Langit tak langit
Kalau tak menandakan Allah

Debu tak debu
Badai tak badai
Kalau tak membuktikan Allah

Kembang tak mekar
Apai tak membakar
Kalau tak allah
Mabuklah aku mabuk Allah

Tak bisa lihat tak bisa dengar
Cuma Allah Cuma Allah
Kalau matahari memancar
Siapa yang sebenarnya yang menyinar


Kalau malam legam
Siapa hadir di kegelapan
Kalau punggung ditikam
Siapa merasa kesakitan
Mabuklah aku mabuk Allah

Kalau jantung berdegup
Siapa yang hidup
Kalau menetes puisi siapa yang abadi
Allah semata
Allah semata
Lainnya dusta

2.2       Analisia Puisi “Aku Mabuk Allah” karya Emha Ainun Nadjib
1)      Bait 1
Aku mabuk Allah
Semata-mata Allah
Segala-galanya Allah
Tak bisa lain lagi

Bait pertama puisi di atas menggambarkan gaya bahasa hiperbola yakni pada kata ”aku mabuk Allah, segala-galanya Allah,tak bisa lain lagi”, yang menyatakan pernyataan yang berlebih-lebihan.
           
2)      Bait 2
Aku mabuk Allah
Lainnya tak berhak dimabuki
Lainnya palsu, lainnya tiada

Bait kedua puisi di atas menggambarkan gaya bahasa hiperbola yakni pada kata ”Aku mabuk Allah, Lainnya palsu, lainnya tiada”, yang menyatakan pernyataan yang berlebih-lebihan.


3)      Bait 3
Nyamuk tak nyamuk
Kalau tak mengabarkan Allah
Langit tak langit
Kalau tak menandakan Allah

Bait ketiga puisi di atas menggambarkan gaya bahasa personifikasi yakni pada kata ” Nyamuk tak nyamuk kalau tak mengabarkan Allah, Langit tak langit kalau tak menandakan Allah”, yang menyatakan pernyataan yang menyatakan benda atau sesuatu dengan sifat manusia.

4)      Bait 4
Debu tak debu
Badai tak badai
Kalau tak membuktikan Allah

Bait keempat puisi di atas menggambarkan gaya bahasa personifikasi yakni pada kata ” Debu tak debu badai tak badai kalau tak membuktikan Allah ”, yang menyatakan pernyataan yang menyatakan benda atau sesuatu dengan sifat manusia. Pada bait keempat ini juga mengandung gaya bahasa gradasi yakni pada kata “tak”, yang mengandung pengulangan beberapa kata tak pada puisi diatas.

5)      Bait 5
Kembang tak mekar
Api tak membakar
Kalau tak allah
Mabuklah aku mabuk Allah

Bait kelima puisi di atas menggambarkan gaya bahasa hiperbola yakni pada kata ” Kembang tak mekar api tak membakar kalau tak allah mabuklah aku mabuk Allah ”, yang menyatakan pernyataan yang berlebih-lebihan. Pada bait keempat ini juga mengandung gaya bahasa gradasi yakni pada kata “tak”, yang mengandung pengulangan beberapa kata tak pada puisi diatas.

6)      Bait 6
Tak bisa lihat tak bisa dengar
Cuma Allah cuma Allah
Kalau matahari memancar
Siapa yang sebenarnya yang menyinar

Bait keenam puisi di atas menggambarkan gaya bahasa hiperbola yakni pada kata ” Tak bisa lihat tak bisa dengar, Cuma Allah cuma Allah”, yang menyatakan pernyataan yang berlebih-lebihan. Pada bait keenam ini juga menggambarkan gaya bahasa erotis yakni pada kata “Siapa yang sebenarnya yang menyinar”, yang menyatakan pernyataan berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban.

7)      Bait 7
Kalau malam legam
Siapa hadir di kegelapan
Kalau punggung ditikam
Siapa merasa kesakitan
Mabuklah aku mabuk Allah

Bait ketujuh puisi di atas menggambarkan gaya bahasa hiperbola yakni pada kata ” Kalau malam legam, Siapa hadir di kegelapan”, yang menyatakan pernyataan yang berlebih-lebihan.

8)      Bait 8
Kalau jantung berdegup
Siapa yang hidup
Kalau menetes puisi
Siapa yang abadi
Allah semata
Allah semata
Lainnya dusta

Bait kedelapan puisi di atas menggambarkan gaya bahasa hiperbola yakni pada kata ” Lainnya dusta”, yang menyatakan pernyataan yang berlebih-lebihan. Pada bait kedelapan ini juga menggambarkan gaya bahasa erotis yakni pada kata “Siapa yang hidup, Siapa yang abadi”, yang menyatakan pernyataan yang berupa sebuah pertanyaan yang tidak menuntuk jawaban dari pertanyyan tersebut.

           














BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
            Makalah ini penulis tulis bertujuan untuk mendeskrisikan, dan menganalisis gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam puisi “ Aku Mabuk Allah” karya Emha Ainun Nadjib. Masalah dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui, mengdeskripsikan dan menganalisis gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam puisi “ Aku Mabuk Allah” karya Emha Ainun Nadjib. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam puisi “ Aku Mabuk Allah” karya Emha Ainun Nadjib. Berdasarkan analisis puisi yang dilakukan penulis dalam puisi “Aku Mabuk Allah” karya Emha Ainun Nadjib terdapat beberapa gaya bahasa yaitu: gaya bahasa hiperbola (6), gaya bahasa personifikasi (2), gaya bagasa erotis(2), dan gaya bahasa gradas(2).

3.2       Saran
Penulis sangat menyadari didalam penulisan makalah ini belum sepenuhnya lengkap dan jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk dapat memberikan wawasannya dalam melengkapi makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan sedikit pengetahuan bagi pembaca dalam mendeskripsikan, menganalisis dan mengunpulkan data mengenai analisis gaya bahasa yang terdapat dalam puisi “Aku Mabuk Allah” antologi puisi karya Emha Ainun Nadjib. Terima kasih.   


DAFTAR PUSTAKA

Hamidy, UU. 2012. Pembahasan Karya Fiksi dan Puisi. Bilik Kreatif Press. Pekanbaru.
Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


TUGAS KE 5



TUGAS 5 SEMANTIK

CINTA

1.      Pengertia Cinta
Cinta adalah suka sekali, sayang benar, kasih sayang, ingin sekali, menurut Depdiknas.

2.      Konsep Cinta
Cinta itu saling mencintai, menyayangi, menghormati, dan menghargai antara satu dengan yang lainnya.

3.      Defenisi Cinta
Cinta itu kasih sayang bukan hanya untuk kekasih, tapi untuk orang tua dan Allah SWT paling penting, dan semua orang yang kita kasihi.

4.      Maksud Cinta
Cinta bukan untuk pasangan saja tapi cinta yang paling utama adalah untuk Allah SWT.

5.      Tujuan Cinta
Cinta itu untuk mempererat, menyatukan,dan  menghubungkan silaturahmi kepada sesama manusia ciptaan Allah SWT.