TUGAS MORFOLOGI
PROSES
PENGULANGAN
Dosen
Pembimbing: ERMAWATI, S. M.Pd.
Disusun oleh kelompok
7:
1. NURHETNA
2.
ROMANITA
3.
RONI
4.
RIKO HIDAYAT
5.
SUCI RAMADANI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
PEKANBARU
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan
kenikmatan kepada penulis khususnya umumnya untuk kita semua, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini, shalawat beserta
salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad Saw.
Penulis
ucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing penulis di dalam
penyusunan makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi
perbaikan dan kebaikan makalah ini.
Semoga
makalah ini menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi penulis umumnya bagi kita
semua juga menjadi asbab hidayah ke seluruh alam dan semoga kita senantiasa
diberikan keistiqamahan di dalam beribadah dan diberikan hidayah supaya
kita bisa melaksanakan ibadah haji. Amin…
Pekanbaru, November 2012
Penulis,
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Perumusan
Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proses Pengulangan atau Reduplikasi
2.2 Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi
2.3 Menentukan Bentuk Dasar Kata Ulang
2.4 Macam-Macam Pengulangan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut
Ramlan (1978:19) menjelaskan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan kata dan arti kata, atau dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata
serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun
fungsi semantik.
Morfologi
merupakan bagian dari ilmu bahasa atau linguistik. Berdasarkan unsure internya,
ilmu bahasa dapat dibedakan menjadi fonetik, fonologi, morfologi, semantik, dan
sintaksis. Fonetik mempelajari bunyi bahasa terlepas dari fungsi bunyi bahasa
sebagai pembeda arti. Fonologi mempelajari bunyi bahasa sebagai pembeda arti
yang disebut fonem. Morfologi mempelajari seluk-beluk struktur kata, sintaksis
memepelajari seluk-beluk struktur frase, kalimat, dan wacana. Dan semantik
mempelajari seluk-beluk arti.
Dengan
ringkas dapatlah dikatakan morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan
atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk kata serta fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik mapun fungsi
semantik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan proses pengulangan itu?
2. Bagaimana
pembagian reduplikasi atau proses pengulangan itu?
3. Bagaimana
menentukan bentuk dasar kata ulang itu?
4. Bagaimana
macam-macam proses pengulangan itu?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini disusun adalah
untuk mengetahui gambaran tentang proses pengulangan secara umum, terutama
berkaitan dengan hal-hal tentang bentuk-bentuk dasar kata ulang, pembagian
proses pengulangan atau reduplikasi dan macam-macam proses pengulangan itu.
1.4 Manfaat
Makalah ini penulis buat agar
bermanfaat bagi diri penulis sendiri maupun bagi pembaca. Semoga dengan membaca
makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca tentang proses pengulangan
dan macam-macam proses pengulangan. Dan bagi penulis semoga dengan
adanya makalah yang penulis tulis,
maka makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis untuk mengetahui berbagai macam proses pengulangan serta cara menentukan
bentuk dasar kata ulang, dan pembagian proses pengulangan. Serta makalah ini
dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.
BAB \II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proses Pengulangan atau Reduplikasi
Proses
pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik
seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil
pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan
bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumahan dari bentuk dasar rumah. Kata
ulang perumahan-perumahan dari bentuk dasar perumahan, kata ulang jalan –jalan
dibentuk dasar berjalan, kata ulang bolak-balik dari bentuk dasar balik.
Ada beberapa pengertian reduplikasi atau proses pengulangan menurut pakar kebahasaan
yaitu:
1.
Menurut KBBI (2008:1153) Proses
pengulangan atau reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan kata atau
unsur kata, seperti kata rumah-rumah, tetamu, bolak-balik.
2.
Menurut Hasan Alwi reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata.
Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun
sebagian. Contohnya adalah "anjing-anjing", "lelaki",
"sayur-mayur" dan sebagainya.
3.
Menurut M.Ramlan (2009:65) Proses
pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan saytuan gramatikal,baik
seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
4.
Menurut Soedjito (1995:109) Pengulangan
adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik secara utuh
maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
5.
Menurut Muslich (1990:48) Proses
pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk
dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak,
baik berkombinasi dengan afik maupun tidak.
Jadi,
menurut Soepeno (1982:20) kata ulang ialah kata hasil perulangan bentuk dasar
baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
2.2 Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi
Menurut
Abdul Chaer (2008:179) pembagian proses pengulangan atau reduplikasi adalah
sebagai berikut:
1.
Reduplikasi Fonologis
Reduplikasi fonologis
berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atauterhadap bentuk yang statusnya lebih
dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonogis ini
tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna leksikal. Yang termasuk
reduplikasi fonologis adalah bentuk-bentuk seperti:
1) Kuku,
dada, pipi, cincin, dan sisi. Bentuk-bentuk tersebut bukan berasal dari ku, da,
pi, cin dan si. Jadi, bentuk bentuk tersebut adalah sebuah kata yang bunyi
kedua suku katanya sama.
2) Foya-foya,
tubi-tubi, sema-sema, anai-anai dan ani-ani. Bentuk-bentuk memang jelas sebagai
bentuk ulang, yang diulang secara utuh. Namun, bentuk dasarnya tidak berstatus
sebagai akar yang mandiri.
3) Laba-laba,
kupu-kupu, paru-paru, onde-onde dan rama-rama. Bentuk-bentuk ini juga jelas
sebagai bentuk ulang dan dasar yang diulang pun jelas ada, tetapi hasil
reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya
menghasilkan makna leksikal.
4) Mondar-mandir,
luntang lantung, lunggang-langgang, kocar-kacir dan teka-teki. Bentuk-bentuk
ini tidak diketahui mana yang menjadi bentuk dasar pengulangannya. Sedangkan
maknanya pun hanyalah makna leksikal, bukan makna gramatikal. Dalam berbagai
buku tata bahasa tradisional, bentuk-bentuk ini disebut kata ulang semu.
2. Reduplikasi
Sintaksis
Reduplikasi sintaksis
adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar,
tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah
kata. Kridalaksana (1989) menyebutnya menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’, bukan
‘kata ulang’.
Contoh:
-
Jauh-jauh sekali negeri yang akan kita
datangi
-
Panas-panas memang rasanya hatiku.
3. Reduplikasi
Semantis
Reduplikasi semantis
adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang bersinonim.
Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan cerdik cendakia. Kita lihat kata ilmu
dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama; kata alim dan ulama juga
memiliki makna yang sama. Demikian juga kata cerdik dan juga kata cendekia.
4. Reduplikasi
Morfologis
Reduplikasi morfologis
dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan
berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan
berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.
2.3 Menentukan Bentuk Dasar Kata Ulang
Setiap
kata ulang memiliki satuan yang diulang. Satuan yang diulang itu disebut dasar. Sebagian kata ulng dengan mudah dapat
ditentukan bentukk dasarnya.
Misalnya:
Rumah- rumah : bentuk dasarnya rumah
Perumahan-perumahan : bentuk dasarnyaa perumahan
Sakit-skit : bentuk dasarnya sakt
Pemikiran-pemikirn : bentuk dasarnya pemikiran
Kebaikan-kebaikan : bentuk dasarnya kebaikan
Tetapi tidak semua kata ulang bisa
di tentukan bentuk dasar nya. Dari pengamatan, dapatlah dikemukakan dua
petunjuk dalam menentukan bentuk dasar bagi kata ulang:
a.
Penggulangan pada umum nya tidak
menggubah golongan kata
Misalnya:
Berkata-kata (kata kerja)
: bentuk dasarnya berkata (kata kerja)
Menari-nari (kata kerja)
: bentuk dasarnya menari (kata kerj)
Tersenyum-senyum (kata kerja) :
bentuk dasarnya tersenyum (kata kerja)
Minum-minuman (kata nominal) :
bentuk dasarnya minuman (ktaa nominal)
Cepat-cepat (kata sifat) :
bentuk dasarnya cepat (kata sifat)
Sepuluh-sepuluh (kata bilangan) : bentuk dasarnya sepuluh (kata bilangaan)
Pukul-memukul (kata kerja) :
bentuk dasarnya memukul (kata kerja)
Kemerah-merahan (kata nominal) :
bentuk dasarnya merah (kata sifat)
b.
Bentuk dasar selalu berupa satuan yang
terdapat dalam penggunaan bahasa
Misalnya:
Memperkata-katakan : bentuk dasarnya memperkatakan bukan”memperkata”
Mengata-ngatakan : bentuk dasarnya mengatakan bukan”mengata”
Berdesak-desakan : bentuk dasarnyaberdsakan bukan”berdesak”
2.3.1 Ciri-ciri Kata Ulang
Ciri-ciri kata ulang antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Menimbulkan
makna gramatis,
2. Terdiri
lebih dari satu morfem,
3. Selalu
memiliki bentuk dasar,
4. Pengulangan
pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas kata. Apabila suatu kata
ulang berkelas kata benda, bentuk dasarnyapun berkelas kata benda. Begitu juga
apabila kata ulang itu berkelas kata kerja, bentuk dasarnya juga berkelas kata
kerja.
5. Bentuk
dasar kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa. Maksud dalam pemakaian
bahasa adalah dapat dipakai dalam konteks kalimat.
2.3.2 Jenis-jenis Kata Ulang
Adapun jenis kata ulang antara lain:
1.
Dwilingga/sempurna/murni/utuh
Kata ulang utuh yaitu kata ulang yang
dibentuk dari pengulangan bentuk dasar secara utuh. Dan yang diulang dapat
berupa kata dasar maupun kata berimbuhan.
Contoh:
Ø
Yang diulang berupa kata dasar:
·
Jalan
= jalan-jalan
·
Ciri
= ciri-ciri
·
Muda = muda-muda
Ø
Yang diubah berupa kata berimbuhan:
·
Perumahan = perumahan-perumahan
·
Kebaikan = kebaikan
kebaikan
2.
Dwilingga salin suara
Kata ulang dwilingga
salin suara adalah kata yang dibentuk dari pengulangan bentuk dasar yang
disertai perubahan salah satu fonemnya (bisa berupa fonem vokal maupun fonem
konsonan).
Contoh:
1.
Perubahan vokal
Gerak = gerak-gerik
Balik = bolak-balik
2.
Perubahan konsonan
Sayur = sayur-mayur
Cerai = cerai-berai
3.
Dwipurwa
Kata ulang dwipurwa
yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan suku pertama dari bentuk dasar.
Contoh:
·
Tamu-tetamu
·
Tangga-tetangga
·
Luhur-leluhur
·
Jaka-jejaka
4.
Kata ulang berimbuhan
Yaitu kata ulang yang
dibentuk dari pengulangan kata yang disertai penambahan inbuhan(afiks).
Contoh:
·
Daun =
daun-dedaunan
·
Ganti =
ganti-bergantian
·
Merah =
kemerah-merahan
5.
Kata ulang sebagian
Kata ulang sebagian
yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan sebagian dari bentuk dasar.
Contoh:
·
Berdesakan = berdesak-desakan
·
Menulis =
menulis-nulis
·
Tumbuhan =
tumbuh-tumbuhan
6.
Kata ulang semu
Kata ulang semu yaitu
kata yang menurut bentuknya tergolong kata ulang, tetapi sebenarnya bukan kata
ulang sebab tidak ada dasar yang diulang.
Contoh:
·
Kupu-kupu
·
Kura-kura
·
Anai-anai
·
Rawa-rawa
·
Alun-alun
2.4
Macam-Macam
Pengulangan
Berdasarkan cara
mengulang bentuk dasarnya,pengulangan dapat di golongkn menjadi empat golongan
:
1. Penggulangan
seluruh
Yaitu penggulangan
seluruh bentuk dasar,tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinsi dengan proses
pembubuhan afiks
Misalnya:
Sepeda :
bersepeda
Buku :
buku-buku
Kebaikan :
kebaikan-kebaikan
2. Pengulangan
sebagian
Yaitu pengulangan
sebagian dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasarnya tidak diulang seluruhnya.
Hamper semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa entuk kompleks.
Misalnya:
a. Bentuk
meN-
Mengambil : mengambil-ambil
Membaca : membaca-baca
Menjalankan : menjalan-jalankan
b. Bentuk
di-
Diusai : diusai-usai
Ditarik : ditarik-tarik
Dikemasi : dikemas-kemasi
c. Bentuk
ber-
Berjalan : berjalan-jalan
Bertemu : bertemu-temu
Bermain : bermin-main
d. Bentuk
ter-
Terbatuk : terbatuk-batuk
Terbentur : terbentur-bentur
Terjatuh : terjatuh-jatuh
e. Bentuk
ber-an
Berlarian : berlari-larian
Berjauhan : berjauh-jauhan
Berdekatan : berdekat-dekata
f. Bentuk
–an
Minuman : minum-minuman
Makanan : makan-makanan
Sayuran : sayur-sayuran
g. Bentuk
ke-
Kedua : kedua-dua
Ketiga : ketiga-tiga
3. Pengulangan
yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks
Dalam golongan ini
bentuk dasar diulang seluruhnya dann berkombinasi dengan proses pembubuhan
afiks maksudnya pengulangan itu terjadi bersama- sama dengan proses pembubuhan
afiks dan bersama sama pula mendukung satu fungsi
Misalnya :
Lauk :
lauk-pauk
Ramah :
ramah-tamah
Sayur : sayur-mayur
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Proses pengulangan atau reduplikasi ialah
pengulangan saytuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan
variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang,
sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata ulang
rumah-rumahan dari bentuk dasar rumah. Kata ulang perumahan-perumahan dari
bentuk dasar perumahan, kata ulang jalan–jalan dibentuk dasar berjalan, kata
ulang bolak-balik dari bentuk dasar balik.
Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi,
Menurut Abdul Chaer (2008:179) pembagian proses pengulangan atau reduplikasi
antara lain adalah: reduplikasi Fonologis adalah reduplikasi fonologis
berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang statusnya
lebih dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonogis
ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna leksikal, reduplikasi
Sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa
akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada
sebuah kata, reduplikasi Semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua
buah kata yang bersinonim. Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan cerdik
cendakia. Kita lihat kata ilmu dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama;
kata alim dan ulama juga memiliki makna yang sama. Demikian juga kata cerdik
dan juga kata cendekia, reduplikasi Morfologis yaitu reduplikasi morfologis
dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan
berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan
berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.
Ciri-ciri
kata ualng antara lain adalah: menimbulkan makna gramatis, terdiri lebih dari
satu morfem, selalu memiliki bentuk dasar, pengulangan pada umumnya tidak
mengubah golongan kata atau kelas kata, apabila suatu kata ulang berkelas kata
benda, bentuk dasarnyapun berkelas kata benda. begitu juga apabila kata ulang
itu berkelas kata kerja, bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja. bentuk dasar
kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa. Maksud dalam pemakaian bahasa
adalah dapat dipakai dalam konteks kalimat. Adapun jenis kata ulang antara
lain: Dwilingga/sempurna/murni/utuh, dwilingga salin suara, dwipurwa, kata
ulang berimbuhan, kata ulang sebagian, kata ulang semu.
Macam-Macam Pengulangan
Berdasarkan cara mengulang bentuk
dasarnya,pengulangan dapat di golongkn menjadi empat golongan :
1. Penggulangan
seluruh
Yaitu penggulangan
seluruh bentuk dasar,tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinsi dengan proses
pembubuhan afiks
2. Pengulangan
sebagian
Yaitu pengulangan
sebagian dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasarnya tidak diulang seluruhnya.
Hamper semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa entuk kompleks.
3.
Pengulangan yang berkombinasi dengan
proses pembubuhan afiks
Dalam golongan ini bentuk dasar
diulang seluruhnya dann berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks maksudnya
pengulangan itu terjadi bersama- sama dengan proses pembubuhan afiks dan
bersama sama pula mendukung satu fungsi
3.2
Saran
Adapun saran yang diberikan pada akhir makalah
ini adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa
Dengan mengetahui
pengertian proses pengulangan, pembagian proses pengulangan atau reduplikasi,
menentukan bentuk dasar kata ulang, dan macam-macam pengulangan. Penulis harapkan kepada mahasiswa hendaknya
agar dapat menggunakan ilmu yang di dapat dari makalah ini dengan
sebaik-baiknya terutama dalam mengajarkan
serta mengaplikasikan pada siswa-siswinya nanti pada saat menjadi
seorang guru.
- Penulis
Dengan makalah ini penulis hendaknya dapat mengaplikasikan
pembahasan makalah ini dengan sebaik-baikya agar ilmu-ilmu yang didapat dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi dirinya
maupun orang lain, amiin.
DAFTAR
PUSTAKA
Ramlan,
M. 2009. Morfologi. Yogyakarta : CV
Karyono
Alwi,
Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Edisi ke III. Jakarta :
Balai Pustaka.
Chaer,
Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta
: Rineka Cipta.
Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
http://www.wikipedia
bahasa Indonesia, reduplikasi ensiklopedia
bebas.
(17 November 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar